Di suatu
negara antah berantah, seorang PPK hendak membangun rumah yang akan
ditinggalinya.
Karena
berdasarkan aturan, PPK wajib menyerahkan pemilihan kontraktor kepada Pokja.
Maka
terjadi dialog diantara mereka:
“Saya ingin
bangun rumah nih, perkiraan nilainya 300 juta. Tolong dibantu untuk mencari
kontraktor yang bonafid yah…”
“Iya pak,
kira-kira apa saja persyaratan yang bapak inginkan?” tanya Pokja
“Saya butuh
kontraktor yang sudah berpengalaman membangun rumah sejenis seperti ini…”
“Wah, gak
boleh pak…artinya bapak tidak mendukung pengusaha baru. Bagaimana caranya
mereka bisa dapat pengalaman kalau harus berpengalaman dulu…”
“Lho, saya
butuh yang track recodnya bagus dong, khan tidak mungkin membeli kucing dalam karung..”
sanggah PPK sambil memicingkan mata…
“Pak, kita
saat ini tidak ada alat untuk mencatat track record. Yang ada hanyalah
pengakuan mereka dalam aplikasi mengenai pekerjaan apa saja yang pernah mereka
kerjakan…”
“Kalau
begitu, kamu verifikasi saja deh semua pengalaman mereka, hubungi PPK lama dan
tanyakan apakah mereka mengerjakan dengan baik…”
“Gak bisa pak, kami hanya 3 orang dan menangani 20 paket nih. Apalagi bapak khan tidak beri dana untuk klarifikasi, bagaimana kami bisa membeli baju untuk istri di rumah?” jawab Pokja sambil melihat jadwal pekerjaan di HP-nya
“Kalau
gitu, saya minta mereka tuliskan deh metode apa yang akan mereka gunakan untuk
membangun rumah saya, nanti kita lihat sama-sama apakah metode itu masuk akal…”
“Gak bisa
juga pak, khan metode pelaksanaannya belum pasti, tergantung nanti kondisi
tanah di tempat bapak, juga sudah dilarang mempersyaratkan metode…” sahut Pokja
sambil melihat buku regulasi
“Waduh,
gini deh…saya minta mereka menunjukkan alat dan personil apa saja yang akan
mengerjakan…”
“Juga tidak
boleh pak…khan alat itu bagian dari metode, juga personil suka-suka mereka
saja, yang penting rumah bapak selesai…”
“Kalau
begitu, bagaimana cara saya memastikan mereka bisa mengerjakan rumah saya???”
“Yang menawar
paling murah saja pak, itu pasti bisa…”
“Lho,
kepastian kualitasnya gimana???”
“Itu urusan
Bapak dong, khan Bapak sebagai PPK wajib mengawasi pekerjaan, wajib
mengendalikan kontrak, juga wajib bertanggungjawab dan harus punya kemampuan
bidang konstruksi…”
PPK pingsan…