Categories
Blogroll
- Ade Hendraputra
- Ardiansyah
- Bang Edo
- Blog Heldi
- Budi Raharjo
- Cucu Sukmana
- Daeng Syamsoe
- Dani Primanita
- Dedi Dwitagama
- Fazhar Restu
- Forum Pengadaan
- Gatot Hari Priowirjanto
- Gun Gun Gunawan
- Handy Satria
- Heru Nugroho
- I Made Wiryana
- Idham Arifin
- Idham Sirunna
- Indra Djati Sidi
- Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
- Mudji Santosa
- Muh. Fadly Atjo
- Mustafa Tope
- Papabonbon
- Rahfan Mokoginta
- Romi Satria Wahono
- Santri Jaya Malah
- Teguh Dwicaksana
- Wiki APBN
Meta
Meta
Blogroll
- Ade Hendraputra
- Ardiansyah
- Bang Edo
- Blog Heldi
- Budi Raharjo
- Cucu Sukmana
- Daeng Syamsoe
- Dani Primanita
- Dedi Dwitagama
- Fazhar Restu
- Forum Pengadaan
- Gatot Hari Priowirjanto
- Gun Gun Gunawan
- Handy Satria
- Heru Nugroho
- I Made Wiryana
- Idham Arifin
- Idham Sirunna
- Indra Djati Sidi
- Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
- Mudji Santosa
- Muh. Fadly Atjo
- Mustafa Tope
- Papabonbon
- Rahfan Mokoginta
- Romi Satria Wahono
- Santri Jaya Malah
- Teguh Dwicaksana
- Wiki APBN
Hati-Hati Membeli Tiket Garuda di Traveloka bagi Anggota GarudaMiles
Pengguna GarudaMiles pasti kenal dengan namanya Award Mileage atau Tier Mileage
Untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat keanggotaan GarudaMiles, membutuhkan award atau tier dengan nilai tertentu.
Contohnya untuk menaikkan jenjang dari Blue ke Silver maka harus minimal 10 kali terbang dalam setahun.
Namun, tidak semua penerbangan dapat dihitung sebagai syarat untuk menaikkan atau mempertahankan keanggotaan, contohnya kelas penerbangan E, U, R, X, O, Z, L tidak akan dihitung oleh Garuda. (Sumber: https://garudamiles.com/TopHome-id-ID/perolehan-miles/kalkulator-mileage/ )
Sayangnya, apabila anda terbang dengan memesan tiket melalui Traveloka, kelas-kelas ini tidak diinformasikan sejak awal. Baru terlihat setelah E-Tiket diterbitkan dan biasanya tidak diindahkan sehingga baru sadar setelah terbang dan pada laporan Mileage tidak masuk sebagai penghitung kewajiban mempertahankan keanggotaan.
Saya mengalami sendiri dengan 4 kali penerbangan di tahun 2017 yang tidak dihitung oleh Garuda Indonesia.
Setelah malam ini saya konfirmasi ke Traveloka melalui fasilitas chat, maka mereka mengakui hal tersebut.
Kesimpulannya, hati-hati memesan tiket Garuda Indonesia di Traveloka apabila anda adalah pemegang GarudaMiles yang ingin mempertahankan tingkat keanggotan atau hendak menaikkan level keangotaan GarudaMiles anda.






Posted in Curhat, resensi, Umum
Tagged garuda, garuda indonesia, garudamiles, gff, tiket, travel, traveloka
13 Comments
Manusia dan Frekuensi Harmonik
Pagi ini, saat membaca berita-berita yang berseliweran di Facebook maupun berita luring (online), saya tertarik dengan sebuah himbauan di linimasa yang menyatakan agar jangan menyebarkan berita atau informasi yang “memanaskan” suasana, namun sebaiknya menyebarkan informasi “damai” dan menyejukkan.
Saya langsung teringat salah satu mata pelajaran sewaktu masih STM di Makassar, yaitu Mata Pelajaran Gelombang Radio khususnya pada materi Frekuensi dan Frekuensi Harmonik.
Waktu itu, kita semua melakukan uji coba menggunakan garpu tala dan membunyikan garpu tala tersebut disebelah garpu tala yang lain. Maka hanya dengan membunyikan satu garpu tala, maka garpu tala kedua dan seterusnya akan berbunyi juga tanpa perlu ada sentuhan apapun yang diakibatkan oleh suara yang keluar dari garpu tala yang pertama. Ini membuktikan bahwa gelombang atau frekuensi tersebut dapat merambat melalui media.
Saya jadi teringat saat mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan manajemen kelas, salah satu kutipan yang terus saya ingat adalah “senangi materi yang anda ajarkan, maka anda akan membagi kesenangan tersebut kepada peserta diklat anda.”
Bagaimana mungkin kita meminta peserta diklat memahami dan menyenangi apa yang kita sampaikan apabila kita sendiri menyampaikannya tidak dengan sepenuh hati?
Bagaimana mungkin kita meminta mereka paham dan meresapi makna setiap kalimat yang kita sampaikan, apabila kita sendiri tidak memahami apa yang kita sampaikan dan sekedar untuk menjalankan tugas saja?
Inilah yang disebut “frekuensi atau gelombang hati” menurut saya.
Setiap manusia adalah sumber gelombang yang memancarkan berbagai jenis gelombang pada frekuensi yang berbeda-beda ke segala arah. Gelombang ini merambat melalui berbagai media dan turut menimbulkan frekuensi harmonik pada penerimanya. Gelombang amarah akan menimbulkan kemarahan lain, rasa tidak nyaman, kebencian dan kerusakan. Sedangkan gelombang kedamaian akan menimbulkan kedamaian lain, rasa tenang, kebahagiaan, dan kedamaian.
Inilah yang menurut saya, mengapa seseorang apabila marah secara lisan, akan cenderung berteriak, karena frekuensi amarah itu membutuhkan energi yang besar serta gelombang kehancuran. Namun, seseorang yang mencintai satu sama lain, maka kadang tidak bersuara-pun, hanya dari tatapan mata nan syahdu, sudah dapat mengirimkan gelombang kedamaian dan kebahagiaan.
Frekuensi harmonik ini juga dapat tergambar dan tersampaikan melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain. Sehingga apabila kita hendak menyampaikan kebenaran, maka sampaikan dengan frekuensi yang sesuai, agar maksud dan tujuan kita terpenuhi. Kecuali apabila memang niat kita bukan untuk menyampaikan kebenarannya, tetapi sarana “aktualisasi diri” dan “riya” bahwa “kita yang paling benar,” “saya sudah ikut kelompok yang benar lho…,” dan bukan kebenaran itu sendiri.
Sampaikanlah kedamaian sesuai dengan frekuensinya, sehingga tercipta harmonisasi kedamaian di muka bumi ini.