Akhirnya mudik juga…kembali ke Makassar setelah berbulan-bulan berada di Jakarta. Berangkat dari Jakarta via Lion Air 774, yang rencananya take off jam 11.55 WIB akhirnya molor sampai 13.00 WIB karena pesawat dilarang terbang.
Apa pesawatnya rusak ? Atau ada kendala teknis ?
Rupanya, di Bandara Hasanuddin sedang ada Presiden yang meresmikan bandara tersebut, dan menurut aturan penerbangan, apabila ada tamu VVIP yang berada di sebuah bandara, maka penerbangan ke bandara tersebut untuk sementara ditutup atau dialihkan 🙁
Untung membawa beberapa buku bacaan, jadi tidak terlalu BT menunggu pesawat yang hedak take off, dan untung juga nunggunya diatas pesawat dengan AC yang berfungsi, karena biasanya Lion Air paling senang melakukan penghematan dengan baru menyalakan AC saat pesawat sudah take off.
Pada tulisan kali ini, sy mencoba menyoroti sebagian kebiasaan buruk dari penumpang pesawat yang sering dilakukan.
- Saat hendak masuk ke pesawat dari ruang tunggu, semua penumpang bejubel di pintu keluar, desak-desakan, dorong-dorongan dan berlomba-lomba masuk ke pesawat. Apa mereka lupa yah, bahwa pada boarding pass yang mereka pegang, nomor tempat duduk sudah diatur ? Jadi tidak usah khawatir tidak kebagian tempat duduk atau harus berdiri sepanjang penerbangan (emangnya busway). Kecuali maskapai penerbangan Airasia, memang menerapkan prinsip “bebas duduk dimana saja”, tapi tetap dibatasi sesuai kapasitas pesawat.
- Saat masuk ke pesawat, khusus untuk pesawat yang mwemfungsikan kedua pintunya (depan dan belakang), biasanya sudah diatur bahwa nomor kursi 1-20 an lewat pintu depan dan selebihnya lewat pintu belakang. Ini untuk memudahkan penumpang naik ke dalam pesawat. Tapi lagi-lagi (mungkin budeg atau gak perhatian), ada yang punya nomor kursi 30 naik dari depan. Ya selamat aja, langsung tabrakan dengan penumpang yang naik dari pintu belakang.
- Sudah tahu bahwa bagasi kabin pesawat itu ukurannya kecil, banyak yang ngotot bawa barang-barang segede gaban. Mana narik barangnya seperti kuli pelabuhan yang tidak lihat kiri kanan depan belakang. Akhirnya oleh pramugari diminta untuk dimasukkan dalam bagasi, tapi biasanya pakai acara “ngotot-ngototan dulu.”
- “Pesawatku, rumahku”, mungkin itu motto sebagian dari penumpang pesawat kita, karena berusaha untuk senyaman mungkin. Termasuk setelah duduk (malah sebelum masang sabuk pengaman), sudah menekan tombol untuk merebahkan sandaran kursi. Kasihan yang dibelakang, karena tidak bisa direbahkan menunggu take off, jadinya kejepit. Lagi-lagi awak pesawat yang harus negur kembali, karena aturannya adalah sebelum tanda sabuk pengaman dipadamkan dan pesawat sudah terbang dengan baik, barulah sandaran kursi dapat direbahkan.
- Yang paling menjengkelkan dan sekaligus berbahaya adalah, sewaktu pesawat landing, bahkan baru saja roda pesawat menyentuh landasan, bunyi handphone (HP) yang diaktifkan sudah bersahut-sahutan. Padahal disemua kursi telah tertulis dengan jelas larangan menghidupkan HP pada saat masih ada di dalam pesawat. Terlebih lagi, setelah menghidupkan HP, langsung telepon dengan suara keras mengabarkan kedatangan mereka. Ini pada mau pameran HP kali yah 🙁
- Saat pesawat baru saja mendarat, bahkan belum parkir dengan sempurna serta lampu sabuk pengaman masih menyala, sudah buru-buru melepaskan sabuk, berdiri dari kursi dan mengambil bagasi kabin serta berdesak-desakan di tengah pesawat. Sebagian malah sudah ngomel-ngomel karena pintu pesawat lama dibuka. Waduh…mereka ini pada gak punya otak kali yah. Sudah jelas-jelas butuh waktu agar pesawat parkir, garbarata atau tangga pesawat terpasang, dan pintu dibuka, malah sudah tidak sabaran. Bukankah lebih enak kalau tetap duduk di kursi masing-masing, dan antri keluar dengan tertib sesuai urutannya. Jadi tidak perlu berdesak-desakan dan terburu-buru.
Lid, 11.55 ke 12.00 cuman 5 menit, koq jadi ikutan tidak sabaran seperti penumpang yg lainnya? hehehe … 5 menit bisa diexcuse lah … Mereka memang berebutan, karena bawa barang banyak, jadi rebutannya siapa yang paling duluan naruh barangnya yg banyak di kabin, hahaha …
eh rupanya saya yg komentar pertama ya … baru sadar, jd dah mudik neh boss … ok deh nti ktmu yah …
hehehe, sori2, maksudnya 13.00 WIB, dah saya ubah tuh di postingannya. Sip2, ketemu di Makassar yah Amril 🙂
wuh……….. serunya pa’ mudik pake lion ^^
btw emang sih pas bording dah ada no kursi, tapi masalahnya ada di point 3 tuh pa’ ^^
trus nyang namanya kangen ya… apsti bakalan kaya’ gitu deh ^^ ga’ tau nora’?, kampungan? apa wong ndeso (tukul says), ya apapun julukannya tetep mudi itu pasti ada suasana kaya’ gitu ^^
Iya Pak, sering sekali kaya gitu… Bapak udah sering naik pesawat, saya yang jarang naik pesawat aja kadang sebel liat ulang penumpang2… Pakaian sih perlente, gaya wah, tapi kelakuan kaya orang rebutan naik bis kota di jakarta…
Pernah saya waktu itu malah ada ibu2 yang duduk di tempat saya (pinggir jendela), padahal saya pilih jendela karena saya selalu keluar belakangan karena lebih relax, tapi ibu2 itu ngotot, ya akhirnya saya biarkan, sambil saya sindir ketika turun dari pesawat karena saya duduk di tengah menghalangi dia keluar dari deretan kursi….
hehe..iya pak..saya juga witnessing no. 5…pake acara nelepon pula…sigh…
bahkan temen saya ada yang ngaku ga pernah matiin hp selama di pesawat…
huh…parah!
btw…kalo mo jalan2 ke makassar mudu siap budget berapa tuh pak?
@8shi, wah…saat2 harga tiket melambung gini, lumayan tuh pengeluarannya. Sy aja utk mudik kemarin hanya tiket pp harus bayar 3,2 Juta 🙁
I am really enjoying the theme/design of your web site.
Do you ever run into any internet browser compatibility
issues? A couple of my blog visitors have complained about my site not working correctly in Explorer but looks great in Chrome.
Do you have any recommendations to help fix this issue?