Kisah Dibalik Pisang Goreng Keju

Pisang Goreng Keju

Kalau ditanya, apa cemilan kesukaan saya ? Jawabannya adalah Pisang Goreng Keju…

Kok bisa ? Ya karena bisa [superemotions file=”icon_mrgreen.gif” title=”Green with Envy”]

Tapi, selain itu ada sebuah kisah yang melatarbelakangi kesukaan tersebut….

Kalau membaca pada sejarah saya, khususnya pada masa-masa SMP terlihat bahwa himpitan ekonomi yang terjadi membuat beberapa perubahan mendasar dari segi pemikiran maupun dari “kesukaan” atau hobi 🙂

Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia sewaktu menjelang hari raya Idul Fitri atau biasa disebut lebaran adalah silaturrahmi ke rumah saudara, keluarga, dan teman. Dan sewaktu saling mengunjungi itu disajikan berbagai penganan dan makanan kecil serta minuman kepada tamu yang datang.

Nah, keluarga dari ibu (kakak dari ibu atau tante saya) juga selalu mempersiapkan diri dengan berbagai makanan kecil tersebut. Karena di keluarga salah satu yang ahli dalam membuat kue tersebut adalah ibu saya, jadilah setiap tengah Ramadhan atau 2 minggu menjelang lebaran ibu dipanggil untuk membuat berbagai kue-kue di rumah saudaranya.

Lumayan, karena kalau mengandalkan gaji sendiri, akan sulit untuk membuat sendiri jadi salah satu imbalannya adalah bisa dapat membawa pulang beberapa kaleng kue kering juga 🙂

Nah, disinilah kisah awal mula pisang goreng keju dimulai.

Salah seorang saudara ibu yang selalu didatangi untuk dibantu adalah kakak tertua dari ibu saya. Salah satu hidangan santai sore hari disela-sela kegiatan membuat kue kering adalah menikmati gorengan pisang dengan irisan keju “kraft”

Saya termasuk yang paling menyukai jenis hidangan ini, apalagi diberikan potongan keju yang besar. Namun, kadang hal ini sulit terpenuhi, karena harga keju yang lumayan mahal dan harus dijatah per-orang 😀

Akhirnya, pada suatu sore, di rumah sendiri (bukan di rumah tante), ibu juga menggoreng pisang. Kontan dalam pikiran seorang anak kecil langsung teringat dengan potongan keju yang super lezat.

Namun, dari mulut ibu terucap kata “Korek gigimu nak, khan ada keju juga disana” [superemotions file=”icon_cry.gif” title=”Crying”]

Hal itu terucap, karena harga yang selangit dan tidak mampu kami beli.

Terus terang, saat itu, terucap janji dan sumpah dalam hati, “saya harus belajar yang baik, dan bekerja, sehingga nanti bisa membeli keju sendiri dan menikmati sebanyak-banyaknya.”

Dan itulah yang terjadi. Salah satu yang saya beli pertama kali sewaktu menikmati gaji pertama adalah 1 box keju kraft dan menikmati sepuas-puasnya dengan ditemani oleh Pisang Goreng.

Sampai saat ini, saya masih suka membeli keju dan menikmati langsung setiap gigitannya, bahkan sering tanpa pisang goreng.

This entry was posted in Curhat and tagged , , . Bookmark the permalink.

6 Responses to Kisah Dibalik Pisang Goreng Keju

  1. 8_shi says:

    wah pak…saya beneran terharu bacanya…
    it motivates meeee…

    thanks for share pak…

  2. Rush says:

    hehehehe…

    klu gitu bagi2 dunk pak kejunya….!!!

    ^_^

  3. frozzy says:

    hilarious but at the same time it moves me as well. betapa masa lalu bisa jad cambuk untuk jadi lebih baik…
    salam kenal daeng dari sesama blogger makassar juga

  4. wie sujakwati says:

    seruuuu…dan sangat menginspirasi. 🙂

  5. Satria Dharma says:

    Sangat menarik…! ??

  6. Sangat menarik…! ??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.