Akhirnya, setelah “keributan” dimulai sejak hari Minggu pagi, yang kemudian mulai booming hari Senin melalui berbagai blog yang diposting di berbagai media, dan mencapai puncaknya saat diekspos oleh Detik.com melalui berbagai tulisan, yaitu: “Diknas umbar data jutaan siswa sekolah”, “Data siswa diumbar, Blogger teriak”, “Banyak yang meneriaki, Diknas siap evaluasi”, “Data siswa terumbar, privasi terlanggar ?”, “Pengakses data siswa di diknas harusnya dijaring”, dan “Kacamata asing untuk insiden diknas“, akhirnya pada siang ini secara resmi pengumuman penutupan link untuk mengunduh (download), data dalam bentuk format xls ditutup oleh Depdiknas.
Sebenarnya, menurut teman-teman bagian teknis, link itu sudah ditutup segera pada hari Senin begitu informasi ini diketahui oleh mereka, namun belum diumumkan karena masih harus menunggu konfirmasi dari pejabat terkait. Jadi, saya mengucapkan penghargaan kepada rekan-rekan teknis yang telah “berani” mendahului perintah 😀
Tapi sebenarnya, penghargaan yang tertinggi harus disampaikan kepada rekan-rekan Blogger yang mengangkat informasi dan permasalahan ini pada awalnya. Dimana dengan sangat cepat saling berbagi link sehingga dapat sampai kepada pihak-pihak yang berwenang. Selamat, anda membuktikan bahwa blogger itu bukan sekedar “Penipu”, melainkan juga dapat membagi informasi dengan amat cepat sehingga di dengar oleh pemerintah.
Dibawah ini adalah bunyi lengkap pengumuman tersebut yang saya ambil dari situs NISN:
Penutupan Fasilitas Download dan Upload Data Siswa
Berkenaan dengan berakhirnya jangka waktu upload pemutakhiran data siswa (NISN) dan sekolah (NPSN) per 1 Oktober 2008 dan proses verifikasinya. Seiring juga dengan masukan dari masyarakat terkait dengan kerahasiaan data maka fasilitas download dan upload detil data siswa secara online real time ditutup. Khusus upload data siswa dapat dilakukan hanya untuk tingkat 1, 7 dan 10.
Untuk selanjutnya bagi para sekolah, siswa dan para orangtua siswa yang berkepentingan melakukan pemantauan validasi dan verifikasi detil data terkait dapat dilakukan secara offline melalui Kantor Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten setempat. Adapun untuk segala masukan dan laporan masyarakat terkait dengan validitas data siswa dan sekolah dapat disampaikan langsung ke Kantor Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten di wilayah kerja masing-masing.
Mohon maaf atas ketidaknyamannya pada layanan online ini dan mohon senantiasa peran aktif masyarakat untuk memantau ketersediaan data pokok pendidikan agar selalu akurat dan valid untuk masa depan online kemajuan pendidikan Indonesia.
Ttd
Admin Dapodik
Semoga dengan ini, kemanan data dan privasi pada program Dapodik dapat lebih terjamin, dan kita dapat memperoleh data pendidikan yang lebih akurat dan valid, sehingga pembayaran pajak yang kita lakukan dapat disalurkan pada dunia pendidikan dengan lebih tepat sasaran.
akhirnya setelah menunggu waktu…. tertutup sudah link tersebut……, namun bukan tertutup semua, tanya kenapa ??? karena kita masih bisa tau nama lengkap, nisn, sekula’ and kelasnya loch ^^ tapi itu khan wajar bukan (meskipun melewati berbagai link ^^) ??? /\/\
thank’s pemerintah and blogger (terkhusus)yang telah menyuarakan masalah penting, sekalian guna menggetarkan hati ********** ^^
sx lagi thank’s atas perhatiannya ^^
wah muncul ide nich….. !@#$%^&*()
gimana klo menyuarakan suara lewat blogger ajah yach (biar didenger ************) wahahahahahkakak.
cunt
menurut saia g papa kan kalo OL, jadi lebih prktis. koq gitu aja diributin. 2008 koq masih offline >.<
Salut untuk diknas yang “gentlemen” untuk memperbaikinya. Hmmmm…jadi pengen tahu komentar/tulisan lanjutan dari para blogger dan wartawan setelah ini ??
Menurut saya, beberapa oknum blogger/wartawan menanggapi kasus ini terlalu berlebihan (hiperbolis). Bertujuan mencasi sensasi? Sok peduli pada pemerintah? 😛 Ada yg bilang lengkap dgn nomor telepon/hp, foto, dlsb, padahal saya liat gak ada tuh. Bahkan alamatnya aja gak lengkap2 amat, sebagian malah kosong, atau cuman berisi nama desa. 😛
Kasihan Depdiknas yg sedang bekerja membangun sistem yg transparan, baru aja dimulai udah di-takut2-i. Katanya kita mau membasmi KKN dan segala perangkat pendukungnya. Kapan akan bersih KKN kalo baru mulai menata sistem yg bagus, udah “dianiaya” begini. Mengkritik oke lah, tapi saya liat sebagian besar tanggapan kok bernada apatis dan pesimis (bodoh lah, penculikan lah, penghentian program lah, gak perlu online2-an lah, dlsb). Apa gak ada cara lain yg lebih elegan dan cerdas? Apa ya para komentator itu bener2 paham apa dan bagaimana program ini berjalan? Apa mereka tau kendala yg terjadi di lapangan? Apa mereka pernah menanyakan knp sampe tim Dapodik menempuh cara seperti itu? Ada salah satu blogger yg sok pintar dgn mem-bodoh2-kan Depdiknas, seolah dia mampu aja bikin sistem seperti itu, padahal saya tau salah satu kerjaannya di Depdiknas gak becus. 😛
Setau saya, ini program pertama Depdiknas yg mampu menunjukkan data mikro (individual) yg seharusnya nanti bisa valid dan lengkap. Dan untuk bisa mengumpulkan data sebanyak itu scr lengkap dan valid, jelas bukan pekerjaan mudah! Data mikro seperti ini adalah salah satu senjata kuat untuk memerangi KKN yg udah akut di negeri ini. Kalo program ini sukses, baru kita bisa ngomong keamanan dan privasi. Semua ada tahapannya.
Knp di luar negeri mereka sudah bicara keamanan dan privasi? Krn mereka sudah memiliki data2 mikro seperti itu. Lah kalo kita? Apanya yg mau dijaga kalo data itu sendiri belum ada, atau jika ada pun juga belum valid dan lengkap? Justru ini dalam rangka untuk memperoleh data2 mikro yg nantinya akan dijaga itu. Dapodik dgn format penomoran yg saya nilai cukup bagus, singkat tapi padat, seharusnya justru dikritik dgn baik. Kritikan dan masukan yg bisa meng-encourage program Dapodik itu sendiri, bukan sebaliknya.
Saya malah menilai program ini masih belum sepenuhnya sukses krn data2 yg saya liat masih belum bener2 valid, seperti yg saya utarakan di paragraf pertama. Kelengkapan datanya juga sangat minimum, seharusnya setiap siswa bisa lebih lengkap dari itu.
Tapi saya malah bersyukur dgn adanya kasus ini. Saya liat baik pihak Depdiknas, sekolah, siswa, dan ortu, bisa lebih aware thd pentingnya program ini dalam segala aspeknya. Depdiknas pun saya nilai mampu menghadapi dan menyelesaikan kasus ini dgn baik.
Salut untuk Depdiknas dan program Dapodik-nya. Mudah2-an program yg udah bagus ini bisa terus dilanjutkan supaya lebih baik lagi. Oh ya, pak Khalid, sampaikan salam saya untuk pak Gatot HP. 😉
Viva pendidikan Indonesia!
Oh ya… 2 org anak saya juga tercantum di Dapodik. Saya gak keberatan. Justru saya melakukan koreksi ke pihak terkait krn sebagian data anak saya tidak sesuai. Kalo ada yg mau menculik anak saya, silakan aja! Kalo memang niat mau nyulik anak saya, gak usah repot2 akses Dapodik dulu kok. 😛
menarik juga komentar di tempat khalid, yah inilah suatu proses pendewasan masyarakat dengan transparansi data…, sebenarnya ini semua perlu di sempurnakan terus menerus, karena kita menenarai adanya double account di daerah, terutama bila ada anak sekolah pagi di sd atau smp, kmdn sore di mi atau mts, dan mereka mendapatkan biaya dari dua sumber dari depdiknas dan depag…memang tidak semuanya…tapi klo bisa masarakat melihat dan mengkritisi ke pemda kota kabupaten…akan mendorong ke dua instansi tersebut utk mencari solusinya…terimakasih lid atas semua info nya kepada masarakat..
Pingback: » Penutupan Akses ke Data Lengkap Siswa di Situs NISN Khalid Mustafa’s Weblog
bravo pendidikan Id
Menurut saya, baru diknas saja satu-satunya departemen pemerintah yang memiliki sistem data online yang transparan dan uptodate seperti dapodik ini. Terlepas adanya masalah data privasi yang sudah diperbaiki saat ini, diknas benar2 menjadi contoh yang mendidik bagi departemen lainnya. Salut untuk diknas dan terus sempurnakan sistem onlinenya.
Menurut saya, alasannya sudah cukup bagus agar tidak di culik, tapi kan ada ide yang lebih bagus. Seperti dengan memasukan nama lengkap di tambah nomor induk dari sekolah (bukan yang ada di link tersebut). Lagi pula dengan tidak memberitahukan gaji ortu juga gak bakal ada penculik yang tau anak yang kaya dan nggak iya,kan’…?
program dapodik ini sudah bagus nawaitunya, tetapi niat yang baik dengan mengesampingkan privasi puluhan juta siswa sama saja dengan menjerumuskan mereka kepada ‘mulut harimau’ di depan sana. apa yang diteriakkan oleh blogger indonesia dan direspon oleh beberapa pejabat, pemerhati pendidikan dan pakar ict bukanlah main-main. bukankah warning telah disampaikan di milis cfbe beberapa bulan lalu? tetapi mengapa dapodik (nisn) tak bergeming? apakah tidak sia-sia dan menyesal jika proyek nisn yang menelan milyaran rp ini terpaksa ‘dihentikan’ operasi dan publikasinya di internet oleh menkominfo atas perintah ri-1?
sebaiknya lakukan saja tindakan prefentif untuk menyelamatkan data dan masa depan anak-anak indonesia!
@delta_kilo:
Coba baca komentar pak Dosen itu loh. Apanya yg mau dijaga kalo data yg mau dijaga itu belom ada? Bahkan ada pun juga belum valid? Kalo belum ada atau belum valid, gmn proses gathering dan verifikasinya? Apanya yg mau diselamatkan? Membagi akun ke seluruh siswa dan ortu se-Indonesia? Aje gile! Mau kritik itu mbok ya dipelajari dulu apa yg dikritik, latar belakang, dan permasalahannya, jgn asal njeplak!
Kalo program yg udah bagus ini dihentikan hanya krn privasi, itu sih kemunduran banget. Menjaga privasi itu scr teknis gampang aja. Tapi liat manfaat jangka panjang dari program ini dong! Coba cari info deh, kalo gak salah, kebocoran dana negara di pendidikan mencapai 30-40 persen krn tidak adanya data acuan yg valid dan lengkap. Program ini adalah salah satu cara menghentikan kebocoran itu. Tapi itu baru mungkin kalo Dapodik udah lengkap dan valid, kalo belum ya sama aja bo’ong. Ya, kecuali Anda termasuk yg mendukung dan menikmati kebocoran dana itu. 😛
Pingback: API DAPODIK | Khalid Mustafa's Weblog
Aduh… Guak ketinggalan informasi, maklumlah blogger baru. Ketahuannya kita saya diberi tugas sama kepala sekolah, tak tahunya situs diknas nggak muncul-muncul katanya peralihan server. Tolong dong teman-teman yg telah mendownload NISN seIndonesia beritahukan saya. Karena lagi butuh nich …mencari NISN murid sekolah MTs Alfurqon kota cilegon. TRiMs {legalan@ymail.com }
Penutupan Akses NISN, bagi kami yang berada di sekolah terpencil sangat terasa sekali dampaknya, sebelumnya untuk mendapatkan NISN siswa kami yang berasal dari SMP/MTs cukup dengan duduk manis di depan komputer dapat dech datanya, tapi sekarang harus bolak balik ke Dinas Pendidikan Kabupaten yang berjarak 80 KM dengan kondisi jalan yang cukup menyedihkan, kemarin saja kami harus asik menatap layar monitor selama 3 hari 3 malam untuk mencari data NISN kami berbekal file NISN dari Dinas Kabupaten dengan hasil tidak menggembirakan karena kami hanya menerima data 1 Kabupaten saja sisanya ya terpaksa menyusuri ke SMP/MTs asal siswa tersebut.
Kami yakin Bapak/Ibu/Saudara punya solusi terbaik untuk masalah NISN ini sehingga kita sama-sama menikmati hasil jerih payah semua pihak untuk terselenggaranya NISN secara online ini, sehingga kita tidak selalu jalan ditempat, percuma donk kami dengan susah payah mengeluarkan biaya internet tapi data-data yang dibutuhkan sekolah tetap harus melewati jalan kaki, kenapa NUPTK ga skalian disuarakan juga khan memuat data individu apalagi NUPTK datanya lebih lengkap dibanding NISN
Kepada Admin DAPODIK selamat berjuang ! kepada yang punya suara lantang silahkan munculkan solusi bukan hanya berkata.
Terima Kasih buat Bp. Khalid yang selalu bijak dalam menanggapi permasalahan.
waow,,, salut banget buat semuanya. Tp sy bingung ga bs kasih tanggapan apa2. Semua pasti ada hikmahnya. Yakin sung,,,,,,, Salam buat semuanya ja Pak Khalid. Pokoke biar Pendidikan di Indonesia kwalitas-nya makin ok, bila perlu 100% kwalitas export. Jd klo wong2 kerja diluar negeri ga jadi tukang ngepel dst. Maju terus Depdiknas, Maju terus Bloger, Maju Terus Pengkritik, Demi Bangsa ini. MERDEKA!!!!!
Pingback: Dapodik “turun” ke sekolah | Khalid Mustafa's Weblog
kalau menurut saya oran yang sering ilang itu bodoh bangat pak ya
bIARKAN aNJING mENGGONGGONG KAFILAH TETAP BERLALU..!!!
Teruskan aja…karena manfaatnya jauh lebih banyak dan baik..