Liburan Akhir Tahun 2013 di Bali

Setelah bertahun-tahun tidak pernah terlaksana, saya memutuskan untuk mencoba liburan pada akhir tahun. Lepas dari berbagai pekerjaan dan pikiran yang sering mendera pada akhir tahun anggaran. Salah satu komitmen yang tertuang pada liburan ini adalah “tidak ada diskusi tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah saat sedang berlibur.” Inilah sebabnya saya tidak muncul di Facebook untuk menjawab pertanyaan PBJ atau di forum PBJ, hal ini karena memberikan kesempatan dan hak juga bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat sejenak.

Tujuan liburan kali ini adalah Bali, yang hampir tiap bulan didatangi namun hanya sekedar menjalani rutinitas Bandara – Hotel – Bandara. Nah, kali ini saya mencoba untuk menikmati liburan secara penuh di Pulau ini.

Beberapa lokasi liburan yang saya datangi adalah:

Pantai Pandawa

Satu permintaan saya kepada travel agen yang melayani selama di Bali adalah “lupakan pantai Kuta.” Ini karena selain sudah sering dikunjungi, pantai ini juga sudah tidak menarik lagi dengan banyaknya orang yang mengunjungi serta sampah yang cukup banyak.

Akhirnya saya ditawari untuk mengunjungi pantai Pandawa. Dan seperti dengan banyak orang lain, selalu berkerut dan bertanya, “Pantai Pandawa itu dimana?”

Ini sekilas penampakannya

Jalan masuk menuju pantai pandawa

Jalan masuk menuju pantai pandawa

Jalan masuk menuju pantai ini cukup unik, karena harus membelah bukit kapur dengan menggunakan peledak dan alat berat pada saat pembukaan aksesnya. Hal ini karena sebelumnya pantai ini amat sulit diakses. Kerja keras membuka jalan menuju pantai ini terbayarkan dengan pemandangan pasir putih, laut yang jernih serta pemandangan yang luar biasa.

Di sisi jalan menuju pantai, terdapat ukiran patung Pandawa 5 yang dimasukkan dalam ceruk batu kapur raksasa.

Salah satu patung di sisi jalan menuju pantai

Salah satu patung di sisi jalan menuju pantai

Paparan pasir putih di sepanjang pantai

Paparan pasir putih di sepanjang pantai

Masih sedikit pengunjung yang mendatangi pantai ini. Juga sebagian besar masih terpusat di dekat jalan masuk pantai. Apabila jalan ke arah kanan, maka hamparan pantai yang masih belum terjamah terpampang depan mata.

Beberapa ceruk pada tebing batu kapur menambah keindahan pantai ini dan memberikan tempat untuk bersantai dari sengatan matahari secara alami.

Pemandangan Pantai dari dalam salah satu Ceruk

Pemandangan Pantai dari dalam salah satu Ceruk

Tebing karang yang menjorok ke pantai, serta pepohonan yang tumbuh di atasnya sehingga akar-akarnya menjulur ke pantai menambah indah pemandangan di pantai ini.

Pemandangan dari salah satu tebing

Pemandangan dari salah satu tebing

Menikmati keindahan pantai

Menikmati keindahan pantai

Setelah mencoba berselancar di om Google, rupanya sudah ada artikel juga tentang pantai ini. Jadi yang ingin membaca lebih lanjut mengenai Pantai Pandawa, silakan klik http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Pandawa

Pantai Dreamland

Tujuan berikutnya yang sering disebut sebagai “the next Kuta” adalah Pantai Dreamland. Ini juga atas rekomendasi dari travel yang menyebutkan bahwa keindahan pantai ini menandingi pantai Kuta.

Selain mengunjungi pantai, saya juga sebenarnya ingin mengisi “kampung tengah” yang sudah kelaparan setelah berjalan-jalan di Pantai Pandawa.

Akses ke pantai Dreamland sebenarnya cukup banyak, termasuk melewati jalur rakyat. Namun karena ingin melihat secara maksimal, maka saya memilih melalui jalur terbaik yaitu melalui Kuta Golf Living Resort dan Klapa Restoran.

Berikut beberapa penampakan pada kunjungan ini.

Salah satu pintu menuju Klapa Restoran

Salah satu pintu menuju Klapa Restoran

Gambaran lebih dekat dari pintu masuk

Gambaran lebih dekat dari pintu masuk

Untuk menuju pantai ini, kita diwajibkan membeli tiket seharga Rp100.000,00 yang nantinya dapat ditukar dengan makanan pada restoran dengan nilai yang serupa.

Pemandangan pantai dilihat dari restoran

Pemandangan pantai dilihat dari restoran

Salah satu keunggulan pantai ini dibandingkan dengan pantai Kuta adalah pasirnya yang lebih halus serta kejernihan air yang lebih baik. Juga menurut informasi, ombak yang ada pada pantai ini juga lebih baik dari pantai Kuta sehingga menjadi salah satu titik terbaik untuk berselancar.

Spot untuk berenang tidak seluas pantai Kuta dan pantai Pandawa, namun seperti juga di pantai Kuta, sudah tersedia life guard yang mengawasi pengunjung yang berenang di pantai ini.

Karena saya sudah lumayan kelelahan menjelajahi pantai Pandawa, maka kali ini tidak turun ke pantai dan cukup memandangi dari atas. Selanjutnya menikmati makan siang yang nikmat di Klapa Restoran.

Desert yang lezat di Klapa Resto

Desert yang lezat di Klapa Resto

Tea Time di Pantai Nyang-Nyang

Salah satu spot yang jarang disebut-sebut dalam brosur wisata di Bali adalah pantai Nyang-Nyang. Ini juga yang menjadi salah satu tujuan saya pada hari pertama berwisata.

Rupanya daya tarik pantai nyang-nyang adalah pemandangan laut lepas dari atas tebing yang amat curam. Ketinggian tebing yang ada cukup membuat pusing kepala apabila memandang ke arah kaki tebing. Pohon kelapa terlihat amat kecil dari atas tebing ini.

Rupanya pantai ini berhadapan langsung dengan Samudera Hindia sehingga tidak terlihat ada turis yang berwisata karena ombak yang sangat tinggi serta berbahaya untuk berenang maupun berselancar.

Pemandangan dari atas tebing pantai Nyang-Nyang

Pemandangan dari atas tebing pantai Nyang-Nyang

Satu hal yang menarik adalah sejauh mata memandang, tidak terlihat satu pun kapal atau perahu nelayan. Menurut tour guide saya, daerah ini memang bukan daerah jalur kapal maupun tempat mencari ikan bagi nelayan karena arus yang cukup deras.

Matahari di atas Pantai Nyang-Nyang

Luasnya Samudera Hindia dari Pantai Nyang-Nyang

Satu yang kurang dari objek wisata ini adalah tempatnya yang tidak terurus. Kawasan ini rupanya bekas kawasan hotel atau villa yang sudah tidak beroperasi lagi. Banyak bangunan-bangunan yang terbengkalai didalamnya. Satu-satunya yang beroperasi hanya tempat minum teh yang terletak tepat diatas tebing.

Jangan berharap teh yang dihidangkan adalah teh khusus atau terdiri atas beberapa jenis. Teh yang dihidangkan sama saja dengan teh rumahan dan dilengkapi dengan 2 potong pisang goreng yang diberi madu.

Jadi yang dijual pada objek ini benar-benar hanya pemandangan saja.

Bersantai di Pantai Nyang-Nyang

Bersantai di Pantai Nyang-Nyang

Tari Kecak di Pura Uluwatu

Tujuan terakhir pada hari pertama ini dan disinkronkan dengan sunset adalah pertunjukan tari kecak di Pura Uluwatu. Walaupun sudah berkali-kali ke pura ini, namun tidak pernah kesampaian untuk melihat pertunjukan tari kecak secara langsung. Hal ini karena pertunjukan tari kecak hanya dilakukan pada sore hari menjelang matahari terbenam (sunset).

Keindahan Pura Uluwatu memang sudah terkenal dimana-mana. Walaupun sudah berkali-kali kesini, namun keindahan alamnya masih tetap mempesona.

Keindahan Alam dari Pura Uluwatu

Keindahan Alam dari Pura Uluwatu

Tepat pukul 18.00, pertunjukan tari kecak yang melegenda tersebut akhirnya dimulai dengan disaksikan oleh ratusan penonton yang meluber sampai ke arena tari.

Magis, Mistis, Indah, dan bahkan Lucu mewarnai pertunjukan tersebut. Tingkah laku penari dalam wujud Hanoman yang mahir beriteraksi dengan penonton menjadikan tarian kecak tidak sekedar tarian belaka, melainkan mampu menjadi hiburan yang mengasikkan.

Tari Kecak menjelang Sunset

Tari Kecak menjelang Sunset

Yang harus diperhatikan oleh pengunjung di Pura Uluwatu ini adalah hati-hati dengan monyet-monyet yang berkeliaran. Topi, Kamera, HP, tas, bahkan sepatu/sandal kadang menjadi sasaran kenakalan mereka. Salah seorang turis di depan saya menjadi korban dengan disambarnya sandal yang sedang dipakai dan dibawa lari oleh seekor monyet ke atas pohon.

Akhirnya selesai juga petualangan wisata hari pertama.

Pantai Virgin

Apabila nama “pantai Pandawa” masih diketahui oleh sekitar 50% warga Bali yang saya temui, maka nama “Pantai Virgin” nilainya jauh lebih kecil. Sekitar 95% baru kali ini mendengar nama pantai tersebut.

Pantai Virgin atau Pantai Pasir Putih (White Sand Beach) terletak di Kabupaten Karangasem dan membutuhkan waktu sekitar 2 Jam perjalanan dari Denpasar. Travel agen saya sempat kesasar dan harus bertanya kiri kanan untuk mencapai lokasi ini. Kurangnya papan petunjuk arah menjadi salah satu kendala yang dihadapi.

Kendala berikutnya adalah kondisi jalan sepanjang 300 Meter yang masih berupa jalan tanah mirip kondisi offroad dan amat sempit sehingga tidak dapat dilalui oleh 2 mobil secara berlawanan. Salah satu mobil harus berhenti pada lokasi tertentu agar mobil lain dapat lewat.

Namun, jauhnya jarak yang ditempuh, serta sulitnya medan dibayar lunas setelah sampai ke tujuan.

Papan Selamat Datang di Pantai Virgin

Papan Selamat Datang di Pantai Virgin

Pasir putih yang amat halus terpampang di depan mata. Kehalusan pasirnya jauh mengalahkan pantai Kuta.

Sisi Kiri di Pantai Virgin

Sisi Kiri di Pantai Virgin

Sisi Kanan di Pantai Virgin

Sisi Kanan di Pantai Virgin

Luas pantai virgin tidak seperti pantai Pandawa. Area untuk berenang lebih kecil namun kondisi pasirnya jauh sampai ke tengah laut. Ini menyebabkan berenang disini menjadi jauh lebih aman dan bersahabat bagi kaki dari tajamnya karang.

Teriknya matahari yang akhirnya menghentikan saya untuk menghabiskan waktu bermain air disini 🙂

Bermain Air di Pantai Virgin

Bermain Air di Pantai Virgin

Taman Ujung

Salah satu tujuan wisata yang kebetulan cukup dekat dari Pantai Virgin adalah Taman Ujung di daerah Karangasem.

Salah satu alasan menurut tour guide saya sehingga tempat ini tidak bisa dilewatkan adalah keindahan tempatnya dan sering dijadikan sebagai lokasi untuk foto Pre wedding.

Berbekal informasi inilah akhirnya meluncur ke tempat tersebut.

Pemandangan Istana dari Pintu Masuk

Pemandangan Istana dari Pintu Masuk

Setelah membeli tiket masuk, dan mengambil foto di atas, selanjutnya saya bengong…

Kok bisa? Karena bingung mau kemana…

Tidak ada pentujuk arah harus mulai jalan kemana, tidak ada informasi mengenai gedung apa yang harus berjalan ke arah mana. Tempat ini benar-benar minim informasi 🙁

Memang tidak salah kalau rekomendasi tour guidenya adalah hanya sebagai tempat foto saja, karena keindahan tempat ini memang patut diacungi jempol

Jalan yang tertata dengan rapi

Jalan yang tertata dengan rapi

Tempat ini amat terawat dan ditata dengan rapi. Bahkan sebenarnya taman ujung ini merupakan istana raja Karangasem yang terakhir. Pada bangunan tengah terpasang foto-foto kerajaan. Namun sayangnya lagi-lagi semua hanya sekedar foto dan keterangan sekedarnya. Tidak ada info silsilah kerajaan, atau info detail lainnya.

Saya tidak terlalu lama di lokasi ini dan segera meluncur ke Kuta karena selain perjalanan kembali membutuhkan waktu yang cukup lama, juga sudah ada rencana untuk dinner di Velvet Beachwalk.

Bali Cycling Tour

Sejak diinfokan ada paket bersepeda dalam tour di Bali, saya langsung setuju. Ini karena kebetulan di Jakarta sering bersepeda pada hari Sabtu atau Minggu apabila sedang tidak bekerja. Juga kapan lagi bersepeda tanpa terganggu oleh asap Metronini dan Kopaja.

Pada hari ketiga, pukul 8 pagi saya mulai meluncur ke daerah Kintamani untuk memulai aktifitas bersepeda pagi hari.

Tiba pukul 10 di Kintamani langsung disambut dengan udara yang amat cerah, dinginnya suhu pegunungan serta pemandangan indah gunung Batur yang ada di depan mata.

Pemandangan Gunung Batur dilihat dari Kintamani

Pemandangan Gunung Batur dilihat dari Kintamani

Wisata bersepeda ini dimulai dari Kintamani dan diakhiri di Tampaksiring dengan kontur 90% turunan, 8% jalan mendatar, dan 2% tanjakan. Jalur yang dilewati sebagian besar bukan jalur utama kendaraan sehingga tidak terganggu dengan kendaraan yang berseliweran.

Pemandangan pedesaan Bali yang amat kental dengan hutan, hamparan sawah, rumah tradisional menghiasi jalur perjalanan. Kami sempat singgah di beberapa titik untuk melihat padi yang sedang dipanen, pembuatan ukiran kayu kas bali, dan tentu saja memperbaiki rantai beberapa sepeda yang menyerah menghadapi tantangan tanjakan yang cukup curam.

Starting Point kegiatan bersepeda

Starting Point kegiatan bersepeda

Salah satu pemberhentian untuk melihat padi yang dipanen

Salah satu pemberhentian untuk melihat padi yang dipanen

Kegiatan ini diikuti secara berkelompok antara 5-10 orang. Rombongan saya berjumlah 9 orang dan hanya 2 orang yang Indonesia, selebihnya adalah warga negara asing. Setiap rombongan dipandu oleh 2 orang tour guide yang menggunakan sepeda dan 2 lagi yang menggunakan mobil berisi sepeda ganti dan perlengkapan p3k.

Rombongan mengaso sejenak di pemberhentian pertama

Rombongan mengaso sejenak di pemberhentian pertama

Setelah menempuh jarak sekitar 40 Km dan memakan waktu 2,5 Jam, akhirnya kami berhenti di Tampaksiring dan menikmati makan siang bersama. Maka berakhirlah kegiatan bersepeda pada hari ini.

Museum Soekarno (Soekarno Center)

Setelah menikmati makan siang selepas bersepeda, tour guide kami mengajak untuk mengunjungi Museum Soekarno di Tampaksiring. Terus terang saya baru tahu bahwa di Bali ada museum yang khusus berisi tentang presiden Indonesia yang pertama ini.

Tampak Depan Museum Soekarno

Tampak Depan Museum Soekarno

Pandangan pertama saat melihat museum ini adalah bersih dan terawat. Sepertinya memang dikelola secara bersungguh-sungguh dan serius.

Salah satu upaya untuk menjaga kebersihan adalah pengunjung tidak diijinkan menggunakan alas kaki ke dalam museum.

Patung Bhinneka Tunggal Ika

Patung Bhinneka Tunggal Ika

Koleksi museum ini cukup lengkap dan terdiri atas 2 lantai. Lantai pertama berisi barang-barang milik Soekarno sewaktu menjabat sebagai presiden seperti tongkat komando, medali-medali kehormatan, dan hadiah-hadiah untuk beliau pada saat menjabat.

Salah satu surat Soekarno

Salah satu surat Soekarno

Pada dinding ruangan juga dipenuhi foto-foto koleksi keluarga yang menceritakan tentang keluarga Bung Karno, foto2 saat kemerdekaan, hingga foto-foto Soekarno dengan berbagai pemimpin dunia.

Salah satu sisi dalam Museum

Salah satu sisi dalam Museum

Cukup lama saya berada dalam museum ini karena semua koleksinya cukup menarik untuk dilihat. Bahkan salah seorang penjaga museum menyebutkan bahwa koleksi yang terpajang hanya 1% saja sedangkan 99% yang lain masih berada di tangan keluarga dan sahabat serta baru akan dipajang apabila perluasan museum selesai dilaksanakan. Hal ini karena banyak diantara koleksi museum merupakan barang yang amat berharga, seperti perhiasan dan senjata-senajata yang pernah dimiliki oleh Soekarno.

Tegalalang

Setelah puas menikmati koleksi museum, maka kunjungan hari ini diakhiri dengan menikmati pemandangan sore hari di Tegalalang sambil menikmati kelapa muda.

Pemandangan di Tegalalang

Pemandangan di Tegalalang

Aquatinoc Seawater Spa

Kelelahan selama 2 hari berpetualang butuh untuk dirilekskan. Pengalaman pertama ke tempat ini pada tahun 2007 mengingatkan kembali untuk dapat diulang pada tahun 2013. Ayana Resort dan Spa yang terletak di Jimbaran adalah Spa Nomor 1 di Dunia berdasarkan Reader’s Choice Conde Nast Traveller Tahun 2010, juga sebagai Resort Spa Terbaik di Asia Pasifik pada Tahun 2012 menurut Destinasian Reader’s Choice Award.

Berbagai jenis spa ada disini, mulai dari yang termurah seharga 300 ribuan, hingga yang puluhan juta karena menggunakan bubuk berlian.

Tujuan spa saya disini adalah Aquatonic Seawater Spa yang hanya ada satu-satunya di Indonesia. Yaitu spa yang menggunakan air laut dari Samudera Hindia yang dihangatkan sehingga 36-38 derajat celcius. Pemijatan dilakukan melalui 13 kolam yang berbeda menggunakan berbagai tipe water jet selama 2 jam.

Sayang karena larangan mengambil foto, maka gambarnya saya ambil dari Internet saja.

Aquatonic Spa di Ayana

Aquatonic Spa di Ayana

Objek Wisata Lainnya

Objek wisata lain yang saya kunjungi tidak saya jelaskan panjang lebar lagi karena semua infonya dapat diperoleh dengan mudah di Internet.

Salah satu sudut Garuda Wisnu Kencana

Salah satu sudut Garuda Wisnu Kencana

Kapal Bounty Cruiser yang membawa kami wisata air

Kapal Bounty Cruiser yang membawa kami wisata air

Pemandangan di Pulau Lembongan

Pemandangan di Pulau Lembongan

Sisa hari ini dihabiskan dengan bermain air di tengah laut, seperti snorkeling, diving, banana boat, maupun sekedar bersantai di atas kapal pesiar.

Saat tulisan ini dibuat, saya sedang bersantai menunggu pergantian tahun yang rencananya akan dihabiskan di Velvet Resto, Beachwalk, Kuta.

Kontak Travel Agent dan Tour Guide yang saya gunakan adalah Bali2tour, atas nama Pak Kee Ven, nomor HP 0817349577 (XL), 081239522357 (Simpati), atau 085739160750 (im3), serta pin BB beliau adalah 28969CF1.

Jangan lupa menyampaikan dapat info dari Khalid Mustafa, siapa tahu dapat diskon atau harga khusus dan bisa diarahkan juga ke tujuan wisata seperti tulisan ini.

Selamat berlibur dan Selamat Tahun Baru 2014.

 

This entry was posted in Curhat. Bookmark the permalink.

2 Responses to Liburan Akhir Tahun 2013 di Bali

  1. fandy says:

    wisss cakep banget suhu tempat²nya amazing.
    pengen..T_T
    btw kok keluarganya ga ada?

  2. Mr.made says:

    Liburan yang sangat menyenangkan. Bali memang dominan dengan banyak obyek wisata nya. Tapi jangan lewatkan, Bali juga punya tempat untuk rekreasi baru, dengan konsep alami,budaya dan eco educational tampaksiring mempunyai tempat itu. Letaknya di tampaksiring gianyar Bali. _lepaskan penak Anda di nuansa perkotaan, mari nikmati liburan di daerah pedesaan yang alami_ *tampaksiring journey* .Tampaksiring the best..banyak pilihan untuk menikmati liburan Anda di wilayah tampaksiring, dari obyek pura hingga wisata outbond. Bali rice trekking

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.