Malam ini, sepulang berkeliling melaksanakan tugas di Makassar trus membuka-buka email yang masuk hari ini dari berbagai milis.
Salah satu topik yang dibahas cukup menarik perhatian, yaitu kisah di belakang “senyum” dari petugas pengisian Bahan Bakar atau POM Bensin yang sehari-hari melaksanakan tugas ditengah-tengah “uap” bahan bakar yang melingkupi mereka, bahkan hingga 8 jam sehari
Saya sempat tertegun juga membaca kisah itu, karena sebagai salah seorang pengguna kendaraan bermotor, juga merasakan alangkah mual dan perihnya uap bahan bakar saat pengisian. Lha ini mereka harus berhadapan dengan hal tersebut sampai 8 jam setiap harinya.
Informasi lebih detail dapat dibaca dibawah ini.
Dibalik Senyum Petugas Pom Bensin
Ketika mengisi bensin, saya sering kali ngobrol dengan petugas pom
bensinnya. Kebiasaan saya memang suka mengobrol dengan siapa saja.
Sering kalinya saya hanya ingin menambah wawasan saja dari hal-hal
yang mungkin tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya.Kembali ke soal perbincangan saya dengan beberapa petugas pom bensin.
Hal yang beberapa bulan ini saya tanyakan ke mereka di berbagai tempat
pom bensin adalah apakah mereka tidak pusing mencium bau bensin setiap
hari dan kenapa mereka tidak memakai masker penutup hidung agar
mengurangi uap bensin yang terhirup.Hal tersebut saya tanyakan, karena saya saja yang berdiri sebentar
sambil ngobrol, sudah langsung pusing karena menghirup bau bensin
tersebut.Mereka, kurang lebih sepuluh orang, yang saya tanyakan semuanya
menjawab bahwa sebenarnya mereka juga pusing. Mereka merasakan dada
yang sesak. Dan makin parah lagi kalau pas mereka sedang sakit,
katakan saja flu, perasaan sakit di dada semakin menjadi.Ketika saya tanyakan kenapa mereka tidak memakai masker, jawaban
mereka semuanya sama yaitu karena kebijakan perusahaan. Perusahaan
melarang mereka memakai masker karena demi pelayanan ke pelanggan.
Mereka diwajibkan untuk tetap tersenyum ketika melayani pelanggan.
Mereka bilang, kalau mereka pakai masker, mereka tidak bisa lagi
menunjukkan senyum mereka ke nasabah dan itu akan dianggap tidak sopan
karena tidak menghargai pelanggan.Hazrah kazrah!
Saya terkaget mendengar jawaban mereka. Jawaban mereka semuanya
seragam. Jawaban mereka pun semakin diperkuat dengan iklan Pertamina
di televisi yang mengutamakan senyum petugasnya ketika melayani pelanggan.Ironisnya, dibalik senyum yang mereka berikan, ada derita yang harus
mereka tanggung dengan mencium uap bensin setiap hari yang dapat
memberikan gangguan yang serius kepada kesehatan mereka, khususnya
paru-paru dan otak mereka.Saya sebagai pelanggan lebih senang melihat mereka memakai masker
penutup hidung, ketimbang mereka melayani dengan senyum tapi saya tahu
dibalik senyumnya, mereka menanggung derita yang tidak ringan.Melalui tulisan ini, saya mengajak kita yang peduli terhadap nasib
para pekerja pom bensin untuk menyerukan kepedulian kesehatan petugas
pom bensin agar pertamina dan pemilik pom bensin melengkapi petugas
pom bensin dengan masker penutup hidung.Saya sebagai pelanggan pom bensin lebih peduli kesehatan petugas pom
bensin ketimbang senyuman mereka ketika mereka mengisikan bensin ke
kendaraan saya. Saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena tahu
dibalik senyuman petugas pom bensin ada derita yang harus mereka
tanggung akibat menghirup uap bensin.Semoga melalui tulisan ini, nasib kesehatan petugas pom bensin bisa
diperbaiki dimulai dengan memakai masker penutup hidung.catatan:
Sekedar tambahan catatan, untuk pom bensin yang buka 24 jam,
diterapkan tiga shift kerja. Kurang lebih mereka bekerja seharinya
sekitar 8-9 jam. Jumlah jam yang cukup lama untuk menghirup uap bensin
terus menerus.Silahkan di forward tulisan ini, khususnya ke mereka yang anda pikir
dapat mempengaruhi untuk merubah kebijakan agar para petugas pom
bensin dibolehkan memakai masker penutup hidung.jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu
Apakah ada rekan-rekan yang memiliki latar belakang kesehatan atau kimia dapat menjelaskan hal ini ? Kalau benar seperti itu akibatnya, mungkin melalui berbagai media, kita dapat menyuarakan hal ini kepada Pertamina agar dapat melengkapi petugas SPBU mereka dengan masker yang kondusif agar kesehatan petugas-petugas ini dapat terjaga.
ikut bersedih bagi temen2 yg bekerja di SPBU .. seharusnya dr pihak pemilik SPBU dan PERTAMINA memperhatikan akan hal ini. kenapa tidak mencoba berinovasi membuat masker yang bersifat kondusif dan berbentuk transparan, sehingga selain aman untuk petugas itu sendiri juga senyuman masih dapat diberikan kepada pelanggan.
Pingback: » Senyuman Membawa Penyakit ? Khalid Mustafa’s Weblog
maaf pak,gmn kbr??
oh ya,mengenai posting ini btw sy pernah bekerja di SPBU lho pak setelah barusan lulus sekolah kurang lebih 2,5 bulan. yach mungkin supaya tidak nganggur dan sambi nunggu lowongan yang tepat. menurut pengalaman saya tuh,jangan terlalu dekat dengan nozzle nya supaya tidak terhirup terlalu kuat. Justru kalau mengisi bensin tuh jangan pake speed nozzle terlalu kenceng atau menghalangi uap yang keluar agar tidak mengarah ke kita (kalau mengisi tong). kalau mengisi mobil atau spd mtor tidak pernah saya atau teman mengeluh karena pembuangan uapnya agak kecil.
yang paling berpengaruh sebenarnya bukan bensin premium tetapi solar,karena saat jaga stand solar saya selalu pusing saat mengisi. setelah itu baru ga pusing lagi.
emang seh ada pelanggan yang pernah tanya seperti bapak,tetapi saya juga menjawab hal yang sama dengan operator2 SPBU yang lain.
ada juga temen saya yang sudah 19 tahun bekerja di situ tetapi dy juga tidak pernah mengeluh atau terkena penyakit seirius (belum mungkin tapi kita berharap semua itu tidak terjadi 😀 )
maaf pak ya kalo ada salah2 kata dalam comment ini. Peace…..
wassalamualaikum