Tit…tit…tit…tit…bunyi HP saya pada pukul 16.24 kemarin diselingi getaran yang cukup mengagetkan. Setelah saya lihat, isinya adalah “Kami mengharapkan kehadiran bpk pd acara Comptia & FTII round table discussion yg akan diadakan: Hari selasa, 6 may 08, jam 10.00 – 13.00 di Intercontinental midplz, Jl. Jend Sudirman Kav. 10.11, ruang lotus 3&4, lantai 3. Mhn. Konfirmasi. Thx. Khalid, tolong wakili ya…tx”
Nah, 4 kata terakhir itu yang penting 😀
Rupanya itu adalah perintah untuk mewakili pimpinan ke acara tersebut. Maka rencana hari ini untuk membahas kurikulum D3 TKJ yang terbaru terpaksa tidak dapat dilaksanakan.
Pagi-pagi, dengan menggunakan “sahabat baru“, segera menuju lokasi yang dimaksud. Perkiraan agak macet rupanya meleset. Jalan agak lengang hari ini, sehingga dengan mudah bisa memacu sang sahabat sampai 60-70 Km per-Jam. Akibatnya, saya sampai 1 jam lebih awal, yaitu jam 9.
Lumayan banyak dan lengkap peserta kegiatan tersebut, mulai wakil dari pemerintah yaitu Kominfo, Depdiknas dan UKM, sampai ke beberapa Perguruan Tinggi (UI, UNP, Binus) serta asosiasi dan organisasi dalam bidang IT (Apkomindo, APJII, dll).
Secara umum sih materinya biasa-biasa aja, yaitu informasi dari CompTIA untuk sertifikasi dalam bidang IT. Saya sudah memperoleh CompTIA A+ sejak tahun 2004 yang lalu.
Yang mulai menghangat sewaktu ada pembahasan antara sertifikasi dengan biaya. Apalagi ada yang mengkorelasikan antara kualitas sertifikasi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti sertifikasi tersebut.
Saya jadi merenung, apakah untuk memperoleh hal yang bagus itu, semuanya harus dengan harga yang mahal ?
Kalau memang demikian, kapan saudara-saudara kita yang kesusahan bisa memperoleh sertifikasi yang benar-benar berkualitas ?
Tapi pak, ada pepatah jawa mengatakan “jer basuki mawa beya”;sesuatu yang baik itu pasti mahal harganya. Sekarang tinggal kitanya bisa tidak memanfaatkan “harga mahal” itu dengan hasil yang semaksimal mungkin…
kenapa gak bisa membuat sesuatu yang murah dan berkualitas ? Romy Satria Wahoo sudah memulai, Linux Torvalds juga, Onno W Purbo juga sudah keliling kemana-mana…
Kayaknya paradigma kita yang harus ditata ulang
Makasih.. Info Yg Menarik…
Kalo Mau Blog, Coba Liat Situs “Leoxa.Com”
(Themenya Keren Abiss)
tapi gini pak, yang bikin saya heran, sudah mbayar mahal buat sertifikasi, tapi yg kita dapet cuma selembar kertas aja, sedangkan kualitas masih tetep 0. seperti yang saya alami, sebelum sertifikasi sudah ada review soal+jawabannya sekalian. bagaimana bangsa ini mau maju??
mungkin sudah tradisi ya pak??(seperti di iklan)
lid, tantangan bersama, bagaimana membuat seseorang kompeten dgn biaya terjangkau dan tersebar di seluruh indonesia…hal lain, seberapa berharga sebuah sertifikat dalam kehidupan seseorang…, bila punya nilai ekonomi yg jelas akan di kejar dgn jalan apapun juga…
Mungkin biaya sertifikasi mahal mengikuti harga minyak yang melonjak….
Yang jelasnya Pola Pikir kita dulu dirubah……..
Dan Sertifikasi bukan jaminan untuk seseorang ahli dalam bidangnya……
Mungkin gak bikin sertifikasi gratis (berkualitas, diakui), seperti halnya internet gratis (jardiknas)?
sertifikat yang ada sekarang ini hanya menjadi formalitas belaka, bukan menjadi bukti suatu kompetensi seseorang.