Iron Man (Sebuah Resensi)

Akhirnya kesampaian juga untuk istirahat dan menonton film di hari minggu. Biasanya hari seperti ini digunakan juga untuk bekerja.

Bersama 7 orang teman serumah, ramai-ramai menuju ke Studio 21 di Blok M Plaza. Pilihan film yang hendak dinikmati adalah Iron Man, sebuah film yang diangkat dari novel Marvell. Maklum, semua yang nonton adalah orang-orang IT, jadi setelah melihat film yang ada, tidak jauh-jauh dari IT juga 😀

Karena hari minggu, cukup banyak juga yang menonton film ini, dimana kami bertujuh terpaksa menempati jejeran ke 5 dari depan pada sayap kiri layar.

Cerita ini dimulai dari seorang Billiuner yang mewarisi pabrik senjata terbesar di Amerika dari ayahnya, dan juga seorang yang amat jenius, yaitu Tony Stark, yang telah menciptakan sebuah misil penghancur yang luar biasa kuat. Perusahaan ini dijalankan bersama dengan seorang sahabat ayahnya yang bernama Obadiah Stane, yang telah mengabdi pada perusahaan tersebut selama 30 tahun.

Di dalam perjalanan pulang dari presentasi misil terbaru tersebut, Tony diserang oleh gerombolan bersenjata yang langsung menahan dirinya. Karena terluka parah di dalam serangan tersebut, Tony harus memasang alat pacu jantung yang mencegah jantungnya berhenti bekerja.

Rupanya, gerombolan tersebut tidak hanya menahan Tony saja, melainkan memaksa Tony untuk membuat Misil yang memiliki daya ledak dahsyat tersebut di tempat penahanannya.

Dibawah tekanan, akhirnya Tony menyetujui untuk membuat misil dan segera meminta bahan-bahan dan alat yang dapat digunakan untuk membuat misil.

Namun, alih-alih membuat misil, malah dengan bantuan seorang tahanan lainnya, dia membuat sebuah baju besi yang digunakan untuk meloloskan diri.

(Tony saat membuat baju besi di dalam tahanan gerombolan bersenjata)

(Baju besi yang dirancang untuk meloloskan diri)

Walaupun sangat sederhana, namun Baju Besi tersebut ternyata mampu membuat gerombolan itu berantakan dan digunakan oleh Tony untuk melarikan diri. Pada sebuah serangan terakhir, berbarengan dengan rusaknya baju besi yang digunakan, pasukan bersenjata yang bertujuan untuk mencari Tony menyelamatkan dirinya.

Pengalaman selama ditahan dan melihat begitu banyaknya senjata-senjata yang diproduksi oleh perusahaannya tapi digunakan untuk berbuat kejahatan oleh gerombolan tersebut membuat Tony menjadi guncang, termasuk dengan menutup divisi pembuatan senjata perusahaan miliknya. Hal itu tentu saja membuat perusahaannya menjadi guncang dan membuat sahabat ayahnya menjadi berang.

Disisi lain, pengalaman dalam membuat baju besi ditempat penahanannya membuat Tony merancang baju besi lainnya yang jauh lebih canggih dengan menggunakan teknologi terkini secara rahasia. Berbagai peristiwa yang lucu mengiringi uji coba baju tersebut.

(Baju besi yang lama dan yang baru)

Tanpa Tony sadari, karena sibuk dengan membuat baju besinya, perusahaan yang dia miliki dibawah perintah Obadiah rupanya menjual berbagai macam persenjataan kepada gerombolan yang menahan dirinya. Tony baru sadar setelah melihat tayangan pada TV yang memperlihatkan kekejaman gerombolan tersebut dalam membantai rakyat jelata menggunakan misil yang dia kembangkan.

Dengan marah, Tony segera meluncur menggunakan baju besi barunya untuk menghancurkan semua persenjataan yang dimiliki oleh gerombolan tersebut.

Hal ini mengakibatkan Obadiah juga menjadi marah, dan membuat baju besi serupa menggunakan prototype yang dibuat oleh Tony pada saat ditangkap. Baju besi yang dikembangkan jauh lebih besar dan bertenaga.

Akhirnya, bertarunglah kedua orang tersebut dengan sama-sama menggunakan Baju besi.

Siapa yang menang ? Dan bagaimana serunya pertarungan yang ada ? Silakan menonton filmnya 😀

This entry was posted in resensi and tagged , . Bookmark the permalink.

0 Responses to Iron Man (Sebuah Resensi)

  1. Wisnu says:

    emang bagus ntuh film bos… kmrn sy ntn cm masalahnya jerman edition nih hehehe, pakabar nih om khalid…?

  2. hyorinmaru says:

    Woah, hari minggu d Pacitan buwat ujian peserta pelatihan jardiknas pak… 😕
    Lagian di mana ya bioskop di pacitan tuh. Prasaan lom pernah liat… :mrgreen:

  3. rdyanr says:

    Kok malah nonton to pak….
    kapan mo upload masalah “ngawi”…?

  4. @Wisnu, wah, klu versi jerman sih gak bisa bacanya 😀

    @hyorinmaru, ini nontonnya di Jakarta kok, di Pacitan khan hari senin yang lalu

    @rdyanr, masalah ngawi dll ada di blog yg satu, yaitu di mitra500.wordpress.com

  5. gatothp2000 says:

    boleh juga resensinya…jadi aku ndak usah nonton…:)…

  6. ahyar says:

    pak khalid, seru ulasan ceritanya, saya belum nonton. jadi pengen nih…. thanks ya

  7. janti says:

    ternyata idi,,,,suka juga ji,,,,,nonton film,,,,tony nya macho banget pak,,,,
    aga kareba tuh,,,,,kareba madeceng toch,,,,purna ni pindah di seamolec pak,,,???? asalangaka sibawa pa timbul di,,,,,heheeheee,,,,bisa juga kan pa bahasa ta,,,,

  8. djoko parwanto says:

    wah …. nonton ah,,.,,,,,,,……..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.