Cloverfield (sebuah resensi)

Setelah memiliki blog ini, banyak yang nanya2, “kok pak Khalid sekarang dah jadi pengamat film dan telekomunikasi yah ?”

Jawabannya, kalau untuk film, sepertinya untuk hiburan aja kok. Berhubung hobi main game dah mulai ilang, kayaknya diganti dengan hobi nonton. Juga sengaja nulis resensinya untuk melatih daya ingat dan kemampuan nulis.

Sedangkan untuk telekomunikasi, emang benar-benar iseng aja. Kebetulan ada ide, ya langsung nulis. Jadi tidak pakai riset-risetan, cukup berbekal web site dan kalkulator 😀

Berikut ini adalah film yang saya tonton pada hari selasa kemarin (26 Februari 2008) sepulang kantor.

Film ini cukup membuat penasaran bagi saya, karena banyak resensi dan tanggapan dari berbagai milis tentang film ini. Ada yang bilang jelek, ada yang bilang baik dan ada yang bilang “unik.”

Film ini dibuka dengan sebuah pesta perpisahan yang dilaksanakan oleh beberapa orang di New York untuk melepas rekan mereka (Rob) yang akan pindah ke Jepang sebagai wakil direktur seorang perusahaan.

Pola pengambilan gambar film ini agak “unik”, karena dibuat seakan-akan (atau memang sebenarnya yah…) menggunakan handycam yang digunakan untuk membuat dokumentasi acara itu.

Karena pola pengambilan gambar yang “unik” itulah maka sudut pandang pengambilan gambar berputar-putar. Coba bayangkan anda menonton sebuah dokumentasi acara, dimana orang yang megang handycamnya bergerak terus menerus, malah kadang menyorot langit-langit dan lantai diselingi dengan zoom jauh-dekat.

Baru pada awal film saja, kepala dah mulai terasa “pening”

Nah. ditengah-tengah acara yang sedang berlangsung, terjadi guncangan yang amat kuat sehingga semua orang menjadi panik dan berlarian ke atap bangunan. Apa yang dilihat dari atap, sungguh luar biasa. Terjadi ledakan yang cukup kuat yang berasal dari pelabuhan di New York

Mereka cukup panik dengan ledakan ini dan akhirnya segera keluar untuk menyelamatkan diri. Di jalan-jalan depan rumah tersebut sudah ada ratusan orang yang sebagian melarikan diri dan sebagian lagi berkumpul untuk mengetahui ada apa yang terjadi.

Sedang dalam kondisi kebingungan, satu hal lagi yang terjadi, yaitu sebuah benda besar yang tiba-tiba terlontar di tengah-tengah mereka

Rupanya benda tersebut adalah kepala dari patung liberty, yang entah bagaimana dapat terlontar sedemikian jauhnya.

Segera saja mereka berlarian untuk menyelamatkan diri. Sedang berlari, tiba-tiba mereka dihubungi oleh salah seorang teman mereka yang terjebak di apartemen karena tertimpa reruntuhan.

Dengan mengabaikan perintah untuk evakuasi, mereka malah berlari ke arah pusat sumber ledakan untuk menyelamatkan rekan mereka. Ditengah-tengah kekacauan itulah mereka melihat, bahwa sumber bencana adalah sebuah monster dengan ukuran raksasa yang sedang mengamuk dan diiringi dengan ribuan monster-monster kecil lainnya.

Ditengah-tengah kekacauan yang ada, pasukan militer mulai turun untuk berperang melawan monster-monster tersebut.

Namun sayangnya, seluruh perlengkapan militer tersebut tidak mempan menghadapi monster raksasa. Hanya mampu menhabisi monster-monster yang ukurannya kecil. Namun karena jumlahnya ribuan,dan gigitannya saja sudah membawa racun yang luar biasa, maka pihak militer mengalami kekalahan.

Disela-sela serangan monster yang luar biasa, dan berpacu dengan batas waktu untuk bumi hangus kota, maka mereka berusaha untuk menyelamatkan diri.

Secara alur cerita, biasa saja sih, sama saja dengan cerita-cerita tentang monster-monster yang nyerang kota. Yang bagus adalah efek dan animasinya. Termasuk perang kota yang dilakukan dengan ledakan bom serta letupan senjata disana-sini.

Satu lagi….bagi yang sedang sakit atau mudah pusing, JANGAN NONTON FILM INI. Kalau perlu, siapkan obat  anti pusing dan anti sakit kepala.

This entry was posted in resensi and tagged , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Cloverfield (sebuah resensi)

  1. fadli eka yandra says:

    Wah sepertinya pak Khalid sudah jadi pengamat industri perfileman Indonesia ya, bisa jadi job baru juga nih ha ha ha ha.

    Atau lagi bete ya sama jardiknas ?????

  2. Metalzona says:

    Namanya juga blog ya pak,ga perlu pake riset2an..Analisis pun cuma dari yang ada di kepala kita..Mau bener or salah,ntar juga ada yang kasih komentar..Sah sah aja toh?Wong kita cuma mau sharing aja toh?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.